NEGERI 1001 PUNEL

Senin, 05 Oktober 2009

Negeri ini dikenal cukup luas. Bahkan sampai melewati batas benua. Ada beberapa penduduk bangsa Afrika yang jatuh hati untuk bermukim di Negeri 1001 Punel ini. Negeri yang subur. Negeri yang memiliki lautan ilmu. Negeri yang dibangga-banggakan. Bahkan di jaman dahulu kala, negeri ini punya hubungan emosional dengan negeri tetangga yang dipimpin seorang Raja yang gila perempuan. Memang Negeri 1001 Punel ini punya sejarah perjuangan, pelanjut perjuangan, penikmat hasil perjuangan, dan belakangan bisa terjadi penghancur perjuangan.

“Ungkapan itu cuma akal-akalan pengamat sejarah yang sinis terhadap fenomena kemerosotan Negeri 1001 Punel saja”, kata Pak Bendol Rumedol, salah seorang teman dekat Raja Negeri 1001 Punel.

“Raja saja tidak khawatir dengan keadaan sekarang. Kenapa kita yang repot?” lanjut Bendol Rumedol yang gemar melahap menu Kupang Lontong. Maksud perkataan itu tidak lain untuk menjawab sindiran dan kritikan atas merosotnya kualitas dan kuantitas penduduk Negeri yang masyhur di bidang hukum.

“Tidak perlu risau kalau ada kemerosotan di sana-sini. Yang penting iuran wajib penduduk masih lancar. Dan bisa menghidupi aparat Negeri 1001 Punel.” begitu kata Raja Jambul Badudul Buradul. Memang sesuai namanya, Raja Jambul Badudul Buradul, cara memimpin pun jadi amburadul wal acakadul.

Raja Jambul Badudul Buradul memang dikenal banyak orang. Sikap tegasnya cenderung kaku. Punya pengawal, teman dekat, dan orang kepercayaan bernama Bendol Rumedol. Ada juga orang dekat Raja sebagai penasehat spiritual bernama Prabu Nging-Nging Sipenging.

Raja mempunyai permaisuri bernama Dewi Kepingkal-Pingkal. Nama Kepingkal-Pingkal sebetulnya disandarkan kepada kegemarannya nonton acara Mata-Mata di salah satu TV swasta. Saking gemarnya, pernah Permaisuri Dewi Kepingkal-Pingkal, saat hamil muda ‘ngidam’–meski kontroversi–pegang jidat pembawa acara Mata-Mata, Mas Tukul Suwarna.
Acara Mata-Mata, tayang setiap jam 22.00 WN1001P (Waktu Negeri 1001 Punel) menyebabkan Permaisuri susah tidur. Kalau susah tidur, permaisuri suka keliling. Ke sana-kemari. Hingga suatu malam permaisuri bertemu Raja yang main mata dengan seorang janda.

Negeri 1001 Punel kehilangan semangat. Kebijakan Raja tidak bisa dijangkau. Seperti otoritas tunggal yang tidak kenal kompromi. Teriak protes pun tidak terdengar. Karena Raja terbiasa pakai walkman dengan lagu wajib Kuch-Kuch Hota Hai.

0 comments: